
Padasan Masjid Agung Demak
DEMAK - Kolam wudhu bersejarah yang berada di depan Masjid Agung Demak merupakan salah satu situs peninggalan kerajaan kasultanan Demak Bintoro. Pada masa abad ke 15 saat berdirinya kasultanan Demak Bintoro, kolam ini terletak disebelah timur laut Masjid Agung Demak atau sebelah kanan depan masjid agung Demak. Kolam ini mempunyai ukuran luas nya ada sekitar kurang lebih hampir 80 meter persegi antara panjang 12,5 meter dan lebarnya 7 meter.
Kolam wudhu bersejarah ini juga terdapat sebuah padasan yang konon digunakan sebagai tempat wudhu yang berbentuk seperti gentong kecil yang terbuat dari tanah untuk mengalirkan air. Bermakna juga kita terbuat dari tanah kembali ketanah dan harus bisa seperti air dimanapun tempatnya bisa menyesuaikan diri.
Didalam kolam tersebut terdapat bulus atau sejenis kura kura yang pada masa itu kura kura itu disucikan oleh orang Jawa. Kura kura atau bulus tersebut sebagai akronim nak mlebu kudu alus “ jikalau masuk masjid harus secara halus dan sopan”.
Saat pagelaran wayang kulit yang dilakukan Kanjeng sunan Kalijaga di alun alun Demak dengan membuat woro woro. Barang siapa yang ingin selamat di dunia dan setelah mati harus memiliki jimat. Jimat tersebut dikenal dengan jimat kalimasada sisipan dari dua kalimat sahadat.
Tanpa disadari masyarakat Demak dan orang jawa yang dulu beragama hindu buda dan kapitayan pada umumnya ingin mempelajari jimat tersebut. Namun Kanjeng sunan Kalijaga untuk melakukan pensucian diri di padasan dengan ritual tertentu.
Padasan ini dulu digunakan kanjeng sunan Kalijaga sebagai penarik masyarakat Demak utuk ritual bersuci yang sebenarnya adalah gerakan wudu dan selanjutnya dituntun mengucapkan dua kalimat sahadat.Sehingga adanya padasan ini sebagai saksi sejarah penyebaran agama islam yang ada di Demak dan sekitarnya. (parta)