Monitoring Wilayah Binaan Pasca Hujan Lebat oleh BPP Kecamatan Sayung
DEMAK – Senin 15 Desember 2025, Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Sayung melaksanakan kegiatan monitoring wilayah binaan pasca hujan lebat sebagai tindak lanjut terhadap dampak perubahan iklim (DPI) yang berpotensi menimbulkan banjir dan mengganggu pertanaman padi pada Musim Tanam I. Kegiatan ini difokuskan pada desa-desa yang memiliki potensi terdampak genangan dan banjir, yakni Desa Sidorejo, Prampelan, Pilangsari, Tambakroto, Jetaksari, dan Karangasem.
Monitoring di Desa Sidorejo yang dilakukan oleh penyuluh Hari Mul menunjukkan bahwa pada lahan tergenang seluas kurang lebih 4 hektare dengan tanaman padi memasuki masa panen, sekitar 75 persen masih dapat dipanen. Meskipun terjadi penurunan hasil panen, petani masih memperoleh keuntungan karena harga gabah kering panen (GKP) berada pada level tinggi, yaitu sekitar Rp7.000 per kilogram atau di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Selain itu, di Desa Pilangsari terpantau kegiatan panen seluas sekitar 15 hektare, sementara di Desa Jetaksari terdapat panen seluas kurang lebih 10 hektare.
Pada desa lainnya, yaitu Jetaksari, Tambakroto, dan Bulusari, tercatat adanya luas tambah tanam mencapai 17 hektare. Kondisi pengelolaan air di lahan sawah pada wilayah tersebut dinilai masih dapat diatur dengan baik sehingga kegiatan budidaya padi tetap dapat dilanjutkan.
Kegiatan monitoring wilayah binaan ini bertujuan untuk memastikan proses pemulihan dan keberlanjutan produksi pertanian pasca hujan lebat, memantau kondisi tanaman (standing crops), mengidentifikasi tingkat kerusakan serta peluang pemulihan tanaman, serta menganalisis potensi puso. Selain itu, hasil monitoring juga menjadi dasar dalam menentukan keikutsertaan petani pada program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) sebagai upaya meminimalisir risiko kerugian di tingkat petani. (pertanpangan)
DINPERPUSAR DEMAK 




.jpeg)
